BERITA TERBARU
: - Selasa, 23-07-2024
  • 6 tahun yang lalu / Tema Akademi daplam proses update, dengan beberapa perbaikan pada sistem penambahan style warna baru bernama Donker
  • 7 tahun yang lalu / Tema Akademi untuk Sekolah berbasis CMS WordPress, Rilis tanggal 11 Juli 2017
Nasehat Untuk Anak-Anakku Tercinta

Wahai anak-anak ku tercinta, siswa-siswi yang smart dan berakhlakul karimah!

Jika kalian menunaikan sholat, hadirkan dirimu ke hadirat Allah robbul izzah, sebab saat itulah sebenarnya terjadinya komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhannya. Bagi seorang muslim, sholat merupakan mi’rojnya. Karenanya, manfaatkanlah seefektif dan seefisien mungkin untuk memohon kebaikan kepada Allah Yang Maha Pemberi dan berlindung kepada Allah Yang Menguasai segala makhluk ciptaan-Nya dari berbagai gangguan dan segala marabahaya dalam berbagai aspek kehidupan dunia dan akhirat.

Kapan saatnya anda memohon dan berlindung ?

Ketahuilah, di dalam sholat ada saat yang mustajabah yaitu pada sujud terakhir pada rokaat terakhir, saat sebelum salam (sesudah membaca tasyahhud akhir), dan saat sesudah menunaikan sholat sebelum beranjak dari tempat sholat.

Manfaatkan saat sujud terakhir, sempatkan membaca doa berikut (doa Nabi Ibrahim As):

رَبِّ ٱجۡعَلۡنِي مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِيۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ

وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ يَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡحِسَابُ 

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.

Manfaatkan saat sebelum salam sesudah membaca tasyahhud akhir, ketauhilah anakku ! Rasulullah SAW mencontohkannya sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhori :

حديث ابن مسعود رضي الله عنه في التَّشهُّد تقدم قريباً ، وقال في هذه الرواية بعد قوله: (وأشهد أنّ مـحمدا عبده ورسوله): ثـمَّ يَتَخَيَّرُ مِنَ ٱلدُّعاءِ أعْجَبَهُ إلَيْهِ فيَدْعُو

Artinya :

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra, mengenai tasyahhud seperti hadits yang telah disebutkan sebelumnya (hadits bacaan tsyahhud). Dalam riwayat ini dia mengatakan : “Setelah mengucapkan wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu di dalam tsyahhud akhir, seseorang boleh memilih doa yang ia senangi untuk dia ucapkan. (HR. Bukhori)

Doa singkat yang bisa kalian baca antara lain :

اللّهمَّ إنِّي أعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ،ومِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْـمَحْيَا وَالْـمَمَاتِ،

وَمِنْ فِتْنَةِ الْـمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

Allahumma Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa nerapa, dan dari siksa kubur, dan dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari fitnah masihiddajjal

يامُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِـيْ على دِيْنِ الاسلام

Wahai Dzat yang membolakbalikkan hati tetapkanlah hatiku ke dalam agama Islam

Bacalah wirid dan berdoalah sesudah salam :

Jika sholat telah selesai ditunaikan (sesudah salam), tetaplah pada posisi duduk iftirosy (ketika tasyahhud akhir) janganlah beranjak dulu sebelum membaca wirid (dzikir) dan berdoa (kecuali dalam keadaan darurat, menjumpai halangan yang mengharuskan meninggalkan tempat sholat). Jangan mengubah posisi duduk, lalu bacalah istighfar guna memohon ampun kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala kekhilafan yang telah diperbuat dalam melakukan aktitifas hidup ini. Ketahuilah anakku ! tidak ada orang yang tidak berdosa sebab manusia dalam setiap kehidupan tidak pernah sunyi dari kesalahan dan lupa diri, bukankah ada maqolah yang menyatakan “al-insan mahallul khotho’ wan nisyaan”. Namun ketahuilah bahwa Allah subhanahu wa ta’ala menyukai orang-orang yang senantiasa senang untuk bertobat dan menyenangi kesucian (lahir dan batin).

Saat berdoa sekurang-kurangnya memohon ampunan untuk dirimu, kedua orang tuamu, guru-gurumu dan ummat Islam semua. Redaksi doa ini antara lain :

اَللهُمَّ اغفرلي ذنوبي ولوا لديّ وارحـمهما كما ربياني صغيرا ولـجـميع أستاذي ولـجـميع الـمسلمين والـمسلمات والـمؤمنين والـمؤمنات الأحياء منهم والأموات

ربنا آتِناَ في الدُّنياَ حسنةً وفي الأ خرةِ حسنةً وقِناَ عذاَب النّارِ وأدخلنا الـجنة مع الأبرار

يا عزيز يا غفَّار يا رب العالـمين

 Ikutilah Dzikir berjamaah dengan Imam sholat jamaah karena hal ini adalah sunnah Rasul, sebagaimana hadis yang diriwayatkan Imam Bukhori  :

عَنِ ٱبْنِ عبّاسٍ رضي اللهُ عنْهُما: أنَّ رَفَعَ ٱلصَّوْتِ بِالذّكْرِ، حِيْنَ يَنْصَرِفُ ٱلنّاَسُ مِنَ الْـمَكْتُوبَةِ ، كانَ عَلَى عَهْدِ ٱلنَّبِيِّ صل الله عليه وسلم. وقالَ ٱبْنُ عبّاسٍ : كُنْتُ أَعْلَمُ إذَا ٱنْصَرَفُوا بِذَلِكَ إذَا سَـمِعْتُهُ

Artinya :

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas t, bahwa mengeraskan suara dalam berdzikir seusai orang-orang melaksanakan salat wajib dengan berjamaah sudah menjadi kebiasaan pada masa Nabi SAW. Kata Abdullah bin Abbas : Ketika saya mendengar dzikir tersebut saya tahu bahwa orang-orang sudah selesai melaksanakan sholat jamaah (HR. Bukhori)

Ketahuilah !

Tradisi membaca wirid sesudah sholat berjamaah dilakukan secara bersama (berjamaah) yang telah diajarkan para salafus sholihin merupakan sunnah Rasulullah SAW, dan juga merupakan amalan para sholihin sejak dahulu kala. Tradisi ini sebenarnya merupakan pelaksanaan dzikrullah secara berjamaah atau “majlis dzikir” yang sangat dianjurkan dalam membangun ruhaniyyah (jiwa) seseorang dan untuk memperoleh rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Ketahuilah orang-orang yang berada dalam majlis dzikir, dikaruniai rahmat Allah dan diampuni dosanya. Imam Bukhori meriwayatkan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً يَطُوفُونَ فِي الطُّرُقِ يَلْتَمِسُونَ أَهْلَ الذِّكْرِ فَإِذَا وَجَدُوا قَوْمًا يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَنَادَوْا هَلُمُّوا إِلَى حَاجَتِكُمْ قَالَ فَيَحُفُّونَهُمْ بِأَجْنِحَتِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ مِنْهُمْ مَا يَقُولُ عِبَادِي قَالُوا يَقُولُونَ يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ وَيُمَجِّدُونَكَ قَالَ فَيَقُولُ هَلْ رَأَوْنِي قَالَ فَيَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ مَا رَأَوْكَ قَالَ فَيَقُولُ وَكَيْفَ لَوْ رَأَوْنِي قَالَ يَقُولُونَ لَوْ رَأَوْكَ كَانُوا أَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً وَأَشَدَّ لَكَ تَمْجِيدًا وَتَحْمِيدًا وَأَكْثَرَ لَكَ تَسْبِيحًا قَالَ يَقُولُ فَمَا يَسْأَلُونِي قَالَ يَسْأَلُونَكَ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ وَهَلْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصًا وَأَشَدَّ لَهَا طَلَبًا وَأَعْظَمَ فِيهَا رَغْبَةً قَالَ فَمِمَّ يَتَعَوَّذُونَ قَالَ يَقُولُونَ مِنْ النَّارِ قَالَ يَقُولُ وَهَلْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَوْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ مِنْهَا فِرَارًا وَأَشَدَّ لَهَا مَخَافَةً قَالَ فَيَقُولُ فَأُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ قَالَ يَقُولُ مَلَكٌ مِنْ الْمَلَائِكَةِ فِيهِمْ فُلَانٌ لَيْسَ مِنْهُمْ إِنَّمَا جَاءَ لِحَاجَةٍ قَالَ هُمْ الْجُلَسَاءُ لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ 

Artinya :

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : “Sesungguhnya Allah memiliki sejumlah malaikat yang terus berkeliling untuk mencari orang-orang yang berdzikir kepada Allah. Apabila mereka telah menemukan orang-orang yang berdzikir kepada Allah, mereka berkata kepada sesama mereka, laksanakanlah keperluan kalian! Maka mereka meliputkan sayap-sayap mereka hingga sampai ke langit terendah, kemudian mereka ditanya oleh Allah, meskipun sebenarnya Allah Maha Mengetahui, ‘Apa yang diucapkan oleh hamba-hamba-Ku ?’ Para malaikat tersebut menjawab, ‘Mereka bertasbih, bertakbir dan bertahmid kepada-Mu serta mengagungkan-Mu, ‘Apakah mereka bisa melihat-Ku ?’ Para malaikat tersebut menjawab : ‘Demi Allah ! mereka tidak bisa melihat-Mu’. Allah bertanya lagi, Bagaimana seandainya mereka bisa melihat-Ku ? Para malaikat tersebut menjawab : ‘Seandainya mereka bisa melihat-Mu tentu mereka akan beribadah kepada-Mu, akan mengagungkan-Mu, bertahmid dan bertasbih kepada-Mu lebih banyak lagi’. Allah bertanya lagi ‘Apa yang mereka minta dari-Ku ?’  Para malaikat tersebut menjawab : ‘Mereka meminta surga dari-Mu’, Allah bertanya lagi ‘Apakah mereka pernah melihat surga ?’  Para malaikat tersebut menjawab : ‘Demi Allah ! mereka tidak pernah melihat surga, Allah bertanya lagi, Bagaimana seandainya mereka pernah melihat surga ? Para malaikat tersebut menjawab: ‘Seandainya mereka pernah melihat surga niscaya mereka akan semakin menginginkannya, memintanya dan mengharapkannya.

Allah bertanya lagi ‘Mereka minta dihindarkan dari apa ?’  Para malaikat tersebut menjawab: ‘dari neraka, Allah bertanya lagi ‘Apakah mereka pernah melihat neraka ?’  Para malaikat tersebut menjawab : ‘Demi Allah ! ya Tuhan mereka tidak pernah melihat neraka, Allah bertanya lagi, Bagaimana seandainya mereka pernah melihat neraka ? Para malaikat tersebut menjawab : ‘Seandainya mereka pernah melihat neraka niscaya mereka akan semakin menghindarinya, dan semakin takut kepadanya. Kemudian Allah berfirman kepada para malaikat tersebut : Aku persaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa mereka. Salah satu malaikat berkata, ‘Tetapi ada seorang yang sebenarnya tidak termasuk dalam kelompok mereka, karena ia datang ke majlis dzikir itu hanya untuk keperluan tertentu? Allah berfirman : Mereka semuanya satu kelompok dan siapapun yang datang untuk berkumpul di majelis dzikir itu tidak akan celaka. (HR. Bukhori)

Hadits di atas menunjukkan bahwa sesuatu yang diminta  oleh seseorang dalam majlis dzikir melalui bacaan “tasbih, tahmid, takbir, mengagungkan asma Allah, memohon surga, berlindung dari neraka” menjadi sebab diampuninya dosa-dosa seseorang oleh Allah swt. Dan bahkan orang yang datang dalam majlis dzikir (duduk di majlis) tidak berniat untuk mengikuti majlis dzikir Allah subhanahu wa ta’ala, memasukkan ke dalam golongan orang-orang yang berdzikir di majlis tersebut. Maka berdzikir secara berjamaah (baik sesudah sholat berjamaah maupun di majlis-majlis istighotsah dan majlis dzikir lainnya) menjadi sangat penting bagi seseorang untuk berharap rahmat dan ampunanNya.

Maka salah besar, jika ada seseorang yang menuduh wirid sesudah sholat fardlu berjamaah yang dilakukan secara bersama adalah bidah dan merupakan sesuatu mengada-ada dan tidak dapat pahala. Maka ketahuilah, ulama kita ahlussunnah wal jamaah yang tergabung dalam jamiyah Nahdlatul Ulama dalam memberikan pelajaran kepada ummatnya selalu melandaskan kepada sunnah Rasul dan sunnah khulafaurrosyidin serta sunnah para ulama salafus sholihin, sebab sesungguhnya Ulama adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan merupakan pewaris Nabi Muhammad saw dalam mengajarkan dan menyebarkan agama Islam di muka bumi. Tentu Islam yang rahmatan lil alamiin, Islam yang menghadirkan kedamaian bagi siapapun di alam semesta ini.

Muhammad Hamdan

SHARE

TINGGALKAN KOMENTAR

Pengumuman

PENGUMUMAN KELULUSAN SISWA TP. 2023-2024

Pengumuman

Arsip

Kategori